Halo Ikhwan dan Akhwat, Sobat Muda Depok. Jujur deh, sebagai anak muda yang tinggal di pusaran hiruk-pikuk Jabodetabek, seberapa sering kita merasa lelah? Bukan cuma lelah fisik karena macetnya Margonda atau Juanda, tapi lelah hati.
Istilah kerennya sekarang: Burnout. Kita sering overthinking soal karir yang stuck, jodoh yang nggak kunjung terlihat hilalnya, atau sekadar merasa hampa padahal tiap akhir pekan sudah nongkrong di kafe-kafe aesthetic atau staycation ke luar kota. Kita sibuk mencari tempat healing, mencari validasi di media sosial, dan mengejar lifestyle biar nggak FOMO (Fear of Missing Out).
Tapi, pernah nggak sih terlintas di pikiran Ikhwan dan Akhwat: “Gue udah jauh-jauh healing ke Bali atau Jepang, kok pas pulang rasanya kosong lagi ya?”
Mungkin, tempat healing terbaik itu bukan di pantai atau gunung. Mungkin, jiwa kita itu rindu pulang. Pulang ke rumah-Nya. Ya, artikel ini adalah ajakan tulus buat kalian, anak muda Depok: Umroh itu nggak harus nunggu tua, Guys!
1. Mitos “Umroh Itu Ibadah Nenek-Nenek”
Banyak anak muda mikir, “Ngapain umroh sekarang? Nanti aja pas udah tua, udah tobat, udah pensiun.”
Ini mindset yang salah besar. Justru, masa muda adalah Golden Time buat ke Tanah Suci. Kenapa? Karena ibadah Umroh itu 80% fisik!
Tawaf mengelilingi Ka’bah 7 putaran itu butuh kaki yang kuat. Sa’i bolak-balik Safa-Marwah itu jaraknya hampir 3 kilometer, butuh napas yang panjang. Kalau kita pergi saat tua nanti, mungkin kita hanya bisa melakukannya sambil duduk di kursi roda, atau dengan napas tersengal-sengal.
Bayangkan kalau Ikhwan dan Akhwat berangkat sekarang. Fisik masih prima. Kalian bisa lari-lari kecil (Ram’l) dengan gagah saat tawaf. Kalian bisa berebut (dengan cara santun) untuk mencium Hajar Aswad. Kalian bisa mendaki Jabal Nur napak tilas Gua Hira tanpa harus encok besoknya. Nikmat ibadah saat fisik masih kuat itu… Masya Allah, luar biasa rasanya.
2. The Real “Curhat” Session
Anak muda itu gudangnya masalah. Galau skripsi, galau kerjaan, galau ditanya “kapan nikah?”. Kita sering curhat di Twitter (X) atau Second Account Instagram, berharap lega, eh malah jadi bahan ghibah orang lain.
Tempat curhat paling aman, paling rahasia, dan paling solutif itu ada di satu tempat: Multazam (dinding antara Hajar Aswad dan Pintu Ka’bah).
Di sanalah tempat di mana doa-doa diijabah. Bayangkan Ikhwan dan Akhwat menumpahkan semua air mata, semua kekhawatiran soal masa depan, langsung di depan “Rumah” Pemilik Skenario Hidup. Banyak cerita teman-teman kita yang pulang umroh, tiba-tiba dapat jawaban. Yang lamar kerjaan susah, tiba-tiba dapat offering letter. Yang galau jodoh, tiba-tiba didekatkan. Itu bukan kebetulan. Itu hasil “proposal” yang diajukan langsung di jalur VIP langit.
3. Ganti Budget “Konser” Jadi Budget “Ibadah”
“Tapi kan mahal, Kak. Gaji fresh graduate Depok mana cukup?”
Eits, coba kita hitung ulang gaya hidup kita. Harga tiket konser band luar negeri sekarang bisa 2-5 juta rupiah. Harga sepatu hypebeast bisa jutaan. Harga kopi kekinian 30 ribu dikali 30 hari sudah hampir sejuta. Belum lagi gadget yang tiap tahun ganti.
Sebenarnya uang itu ada, cuma prioritasnya yang belum digeser. Di travel umroh agen AsarTour.com, kami punya banyak opsi paket yang bersahabat. Kalau Ikhwan dan Akhwat bisa nyicil iPhone terbaru selama setahun, kenapa nggak bisa nyicil tabungan buat ke Baitullah?
Coba deh tantang diri sendiri. Puasa nongkrong di kafe mahal selama setahun, ganti dengan kopi sachet di kantor. Uangnya tabung. Rasakan sensasi menahan nafsu demi sesuatu yang lebih abadi. Itu vibes-nya bakal beda banget saat uang itu akhirnya dipakai buat bayar pelunasan umroh.
4. Travel yang Ngerti Gaya Loe
Anak muda paling anti sama yang ribet. Maunya serba sat-set, digital, dan transparan. Kami di AsarTour paham banget soal ini.
- Booking Gampang: Nggak perlu bolak-balik kantor bawa berkas tebal kayak mau skripsi. Cek paket di web, tanya via WA, semua transparan.
- Waktu Fleksibel: Kami punya jadwal yang bisa disesuaikan sama jatah cuti Ikhwan dan Akhwat yang terbatas.
- Dokumentasi Kece: Kita nggak munafik, anak muda pasti pengen mengabadikan momen. Tim kami mengerti angle foto yang bagus (tanpa mengganggu kekhusyukan ibadah), biar Ikhwan dan Akhwat bisa menyebarkan syiar kebaikan di media sosial. Siapa tahu story kalian bikin teman tongkrongan lain jadi pengen ikut tobat dan berangkat juga? Itu pahala jariyah, lho!
5. Pulang dengan Hati Baru
Bayangkan rasanya pulang ke Depok nanti. Turun di Bandara Soetta, kembali melihat macetnya Jakarta, tapi hati Ikhwan dan Akhwat sudah beda. Lebih tenang. Lebih damai. Masalah hidup tetap ada, tapi bahu kalian sudah lebih kuat memikulnya karena sandaran kalian sekarang adalah Allah, bukan lagi validasi manusia.
Jadi, buat Sobat Depok yang lagi merasa lost atau hampa: Mungkin obatnya bukan liburan ke Labuan Bajo. Obatnya adalah tiket ke Jeddah.
Ngopi Bareng Yuk!
Masih ragu? Atau takut dibilang “sok alim” sama temen-temen? Santai aja. Umroh itu panggilan personal, nggak perlu peduli kata orang.
Kalau Ikhwan dan Akhwat mau nanya-nanya soal budget umroh ala backpacker atau paket hemat yang cocok buat kantong mahasiswa/karyawan baru, cek aja dulu di AsarTour.com. Atau kalau mau mampir ke kantor kami buat diskusi santai, pintu kami terbuka lebar. Nggak harus langsung daftar kok, kita ngobrol aja dulu.
Yuk, jadikan masa muda kita saksi di hadapan Allah, bahwa kaki ini pernah melangkah jauh demi menemui-Nya.